Senin, 02 September 2024

Dot Matrik




1. Tujuan[Kembali]

👾. Memahami Prinsip Kerja Rangkaian Dot Matrix Sebagai salah satu komponen pendukung
    
2. Alat dan Komponen[Kembali]
 

Instrumen

  • Power Supply (baterai DC)

Baterai

    Di mulai dari pengertiannya. Baterai merupakan sebuah benda yang dapat atau bisa mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan oleh baterai tersebut sama seperti accumulator, yakni listrik searah dikatakan DC. Jumlah listrik yang dihasilkan tersebut tergantung dari seberapa besar baterai tersebut.

Hasil gambar untuk baterai 12 volt
Baterai

Fungsi Baterai:
    Sangat beragam fungsi dari baterai dalam kehidupan sehari-hari namun memiliki intinya yang sama yakni sebagai sumber energi, karena hampir pada semua alat elektronik yang sifatnya mobile juga perlu baterai sebagai sumber energi. Sebut misalnya seperti HP, senter, power bank, drone, remote TV dan AC,  dan lain sebagainya. Semua alat-alat tersebut membutuhkan baterai agar bisa bekerja.

Spesifikasi :

Pinout : 


Grafik :

  • Toggle Switch

Komponen

  • Resistor
Resistor

Resistor adalah komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika.
Rumus hukum ohm (V=IR)    




  • LED

LED

Komponen elektronika yang dapat memancarkan  cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju.

LED Red
Pinout


Tegangan LED menurut warna yang dihasilkan:

    • Infra merah : 1,6 V.
    • Merah : 1,8 V – 2,1 V.
    • Oranye : 2,2 V.
    • Kuning : 2,4 V.
    • Hijau : 2,6 V.
    • Biru : 3,0 V – 3,5 V.
    • Putih : 3,0 – 3,6 V.
    • Ultraviolet : 3,5 V.




        
 
3. Dasar Teori[Kembali]

LED                                                    

       Komponen elektronika yang dapat memancarkan  cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan sinar inframerah yang tidak tampak oleh mata seperti yang sering kita jumpai pada Remote Control TV ataupun Remote Control perangkat elektronik lainnya.



   LED Dot Matrix ini memiliki 35 LED yang disusun dalam matriks 5 kolom 7 baris (5x7 LED), dengan terminal katoda pada kolom dan terminal anoda pada baris / cathode shared column, anode shared row. Ukuran (sisi terpanjang) dari komponen elektronika ini adalah 0,7" dengan dimensi keseluruhan sebesar 17,8 x 12 x 6 mm. 

   Untuk mengendalikan tampilan pada komponen ini, terapkan algoritma pemindaian iteratif (iterative scanning algorithm) di mana masing-masing titik LED ditentukan nyala / tidaknya dengan mengatur kondisi pada 2 pin terkait (pin baris dan pin kolom, lihat diagram pada konfigurasi pin yang terlampir di bawah), dilanjutkan dengan titik LED berikutnya, demikian berulang-ulang. Apabila proses ini dilakukan cukup cepat, mata manusia akan menangkap cahaya dari LED-LED ini sebagai cahaya yang berkesinambungan. Setiap LED memiliki tegangan maju / forward voltage sebesar 2,1 Volt dengan konsumsi arus ±20 mA per LED pada intensitas optimum.


4. Percobaan[Kembali]
  • Rangkaian Percobaan

  • Prinsip Kerja
Bagian pin yang digunakan sebagai input atau output tergantung pada kondisi posisi Anoda/katoda LED yang terpasang didalamnya. Jika Anoda dari LED terpasang pada bagian kolom maka semua pin pada bagian kolom merupakn tempat masuknya arus (input) dan bagian baris merupakan tempat keluarnya arus(output). Led dot matrix yang digunakan pada prakltikum ini adalah led dot matrix 5x7. Apabila bagian kolom diberi arus atau diberi data 1 (high) maka kolom tersebut aktif atau LED pada kolom tersebut siap menyala. LED yang menyala akan tergantung pada bagian baris yang diberi data 0 (low).
Prinsip kerja dot matrik disini menggunakan proses scanning kolom. Scanning kolom adalah mengaktifkan setiap kolom secara bergantian. Proses pergantian pengaktifan kolom dari kolom 1 sampai kolom 5 begitu cepat dan berulang-ulang sehingga misalkan huruf "A" yang terdiri dari 5 kolom tampak nyala secara bersamaan. Apabila proses scanning kolom dipelankan maka akan terlihat pergeseran penyalaan kolom per kolom.


Tabel di bawah ini memberikan tingkat logika untuk diterapkan ke R1 melalui R7 untuk setiap kolom untuk menampilkan abjad 'A' : 


Row nilai untuk menampilkan abjad A :

8.Vidio[Kembali]
 Video Simulasi Rangkaian


9.Download file[Kembali]

rangkaian op amp: klik disini

 rangkaian op amp dengan aplikasi menggunakan sensor  klik disini

File Video:

Video Rangkaian (Klik Disini)

Download Datasheet LM358 silahkan klik Disini 

Download Datasheet LM741 silahkan klik Disini 

Download Datasheet Relay silahkan klik Disini 
Download Datasheet Resistor silahkan klik Disini 
Download Datasheet Motor DC silahkan klik Disini 
Download Datasheet Dioda silahkan klik Disini 
Download Datasheet LED silahkan klik Disini 

                      Download Datasheet NTC silahkan klik Disini 

 Download Datasheet Sensor PIR silahkan klik Disini 

Download Datasheet Sensor Sound silahkan klik Disini 
Download Datasheet Sensor Touch silahkan klik Disini 
Download Library Sensor PIR silahkan klik Disini 
Download Library Sensor Touch silahkan klik Disini 
Download Library Sensor Sound silahkan klik Disini 

Minggu, 01 September 2024



1. Jurnal[Kembali]

Data percobaan




Data Perhitungan



2. Prinsip Kerja[Kembali]



Rangkaian penjumlah non-inverting memiliki penguatan tegangan yang tidak     melibatkan nilai resistansi input yang digunakan. Oleh karena itu dalam rangkaian   penjumlah non-inverting nilai resistor input sebaiknya bernilai sama  persis, hal ini bertujuan untuk mendapatkan kestabilan dan akurasi penjumlahan    sinyal yang diberikan ke rangkaian. Pada rangkaian penjumlah non-inverting diatas sinyal input  diberikan ke jalur input melalui resitor input masing- masing (R1, R2, R3). Besarnya penguatan tegangan (Av) pada rangkaian penguat penjumlah non-inverting diatas diatur oleh Resistor feedback (Rf) dan resistor inverting (Ri).

Untuk menghitung nilai output dari Non-Inverting Adder, digunakan rumus yang mempertimbangkan penguatan (AV) dengan membagi nilai Rf dengan Rin ditambah satu. Nilai output yang dihasilkan oleh rangkaian ini merupakan hasil dari penjumlahan sinyal-sinyal input yang telah diperkuat.

Penurunan Rumus

3. Video Percobaan[Kembali]




4. Analisa[Kembali]

1. Analisa prinsip kerja dari rangkaian adder non inverting amplifier berdasarkan nilai yang didapatkan dari percobaan

Rangkaian penjumlah non-inverting memiliki penguatan tegangan yang tidak     melibatkan nilai resistansi input yang digunakan. Oleh karena itu dalam rangkaian   penjumlah non-inverting nilai resistor input sebaiknya bernilai sama  persis, hal ini bertujuan untuk mendapatkan kestabilan dan akurasi penjumlahan    sinyal yang diberikan ke rangkaian. Pada rangkaian penjumlah non-inverting diatas sinyal input  diberikan ke jalur input melalui resitor input masing- masing (R1, R2, R3). Besarnya penguatan tegangan (Av) pada rangkaian penguat penjumlah non-inverting diatas diatur oleh Resistor feedback (Rf) dan resistor inverting (Ri).

Dalam percobaan, dengan menggunakan nilai resistor yang telah ditentukan (Rf = 20k ohm, R1 = R2 = 10k ohm), serta dengan variasi nilai V1, V2, dan lainnya, nilai keluaran dari rangkaian dapat dihitung menggunakan rumus penguatan yang telah diberikan sebelumnya.

kesimpulan yang dapat dari hasil percobaan yaitu untuk nilai dari perhitungan dan percobaan mendekati maka dapat di simpulkan kalau percobaan sesuai dengan teori

2. Bagaimana perbandingan antara nilai perhitungan dengan pengukuran dan jika terjadi perbedaan, berikan alasannya



Dapat dilihat dari data perhitungan di atas bahwa nilai yang di dapat dari pengukuran dan percobaan yaitu saling mendekati jadi dapat di simpulkan bahwa percobaan sesuai dengan teori maka percobaan yang dilakukan berhasil

5. Video Penjelasan[Kembali]




6. Download File[Kembali]